Sabtu, 27 Juni 2015

Episode 10 SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta




Saat kami memasuki ruangan kelas IVa terdengar suara gaduh yang mewarnai suasana saat itu, sekolah dasar Kanisius Sorowajan  adalah sekolah terakhir yang kami kunjungi. Kami pun memulai dan para siswa pun membuat Susana saat itu menjadi gaduh hingga akhirnya salah satu teman kami bernama ka fitri di ruangan IVa dan ka Silvi ruangan Vb, menyapa para siswa dan di balas dengan serentak : “selamat pagi kak “ kami pun mengumbar senyuman ke para siswa supaya tidak terlihat kaku saat berhadapan dengan para siswa di mulai dengan perkenalan dari panitia sendiri hingga para siswa satu persatu dan materi mengenai sampah  dan lingkungan itu di berikan.

Sesaat ketika di tanya: ”sampah itu apa ade-ade” ,

Mereka pun menjawab dengan polosnya : “sampah itu, ya sampah” kami pun membalasnya dengan senyuman .

     Para siswa begitu suuulit di tenangkan, apalagi di ajak terlibat dalam materi ada-ada saja yang menjawab dengan ceplas-ceplos, ada yang menjawab dengan malu-malu, itulah anak-anak yang masih berproses menuju pendidikan selanjutnya, dan kami pun berpendapat bahwa para siswa di ruangan ini terlihat menikmati saat menerima materi tidak terkesan tegang.

“Waktunya yel-yel” kata ka fitri,: “ayo kita latihan bersama-sama” semuanya pun berlatih dengan riang ada yang memukul meja, ada yang mengikuti arahan dari kami sungguh menyenangkan saat kami bisa bersama-sama para siswa, dan di bentuklah kelompok pelukis tong sampah

Kak Fitri berkata : “siapa yang mau melukis” semua mengangkat tangan kami pun memilih diantara puluhan siswa ada yang anak laki-laki maupun anak perempuan ya telibat dalam pelukisan.

Kak fitri member arahan : “ayo ade-ade kita ke lapangan melukis” para siswa menjawab dengan berlarian keluar secara tidak teratur.

Kak fitri member arahan sekali lagi : “3 2 1 mulai silahkan di lukis tong sampahnya ingat temanya lingkungan “ para siswa pun dengan sigap memegang kuas, hingga ada siswa laki-laki yang tidak setuju bahwa dalam kelompoknya ada anak perempuan, kemudian kakak memberi pengertian bahwa anak laki-laki untuk sementara mengalah, dan nanti bergilir melukisnya, para siswa pun mengiyakan saran yang di berikan. 

         Kini tibalah giliran berganti kelompok dimana kelompok sebelumnya ada anak-anak perempuan kini yang lebih dominan anak laki-laki, saat anak-anak memulai lukisannya ada 2 orang siswa terlihat hanya ingin mereka saja yang melukisnya dan hasilnya siswa-siswa berpindah ke kelompok lainya dan membantu kelompok tersebut menyelesaikan lukisannya.

       Kami panitia menghampiri dan memberi arahan kepada para siswa agar kembali ke kelompok mereka masing-masing, siswa-siswa menuruti arahan tersebut hingga hitungan mundur di ucapkan “5 4 3 2 1” menandakan waktu melukis telah selesai. Para siswa yang di arahkan bahwa tidak ada lagi pekerjaan mengambar dan para siswa di tuntun untuk memberihkan tangan mereka ke kakak yang bertugas, membersihkan tangan sudah selesai kami tidak akan lupa sesi terakhir yaitu….sesi foto-foto yee.. : “1 2 3 ciss“ kata cameramen,

“sekali lagi, gaya bebas ya : “1 2 3 ciss” para siswa menunjukan keceriaan mereka dalam berfoto. hingga kami mengundurkan diri untuk berpamitan dengan salah satu guru dari pihak sekolah dan pada saat itu juga kebetulan para guru sedang mengadakan rapat, dan untungnya kami bisa bertemu salah satu guru yang mengijinkan kami untuk melaksanakan kegiatan education ini. Kami pun pulang dengan membawa hasil lukisan para siswa ke sekret untuk di nilai.

     Ternyata sudah di penghujung ya..kegiatan education kita, tapi jangan khawatir kami akan kembali berkunjung ke SD-SD untuk membagikan bibit pohon dan menanan bersama-sama ke sekolah kalian…. see you next time/sampai ketemu di lain waktu…(tdd)

Episode 9 SD JuruGentong Yogyakarta





        Nggak terasa ya kunjungan kami penghujung dari 10 sekolah yang kami kunjungi, sekolah yang satu ini adalah sekolah umum juga seperti yang kami kunjungi pada episode sebelumnya yaitu episode 2, 3, 4, 6, 8  sekolah ini bernama SD Juru Gentong letaknya tidak jauh dari Pusat perbelanjaan gedong kuning yaitu Pamela 3  , dan kami memulai aksi kami seperti kebanyakan sekolah yang kami kunjungi yaitu pada hari kamis 28 mei 2015 pukul 10.00 wib dengan jumlah panitia 11 orang  lebih banyak dari episode sebelumnya yaitu episode 7 dan 8 lebih memungkinkan untuk terlaksananya acara lebih terkendali dan terarah.
      2 kelas yang akan di beri materi sebelum melukis tong sampah yaitu kelas 4 dan kelas 5 dan kedua kelas tersebut ruangannya bersebelahan dan jam menunjukkan waktu pemberian materi pun dimulai selama 15 menit, dalam proses pemberian materi tentang sampah dan lingkungan suasana ruangan terdengan begitu riuh dan yang memperhatikan hanya bisa dihitung dengan jari-jari hingga waktunya memberikan yel-yel andalan di kumandangkan, para siswa pun di ajak berdiri dan mengikuti gerakan para kakak, siswa-siswa pun terlihat bersemangat untuk mengikutinya panitia member tantangan kepada para siswa untuk menyanyikan dan mempraktekan yel-yel tersebut tanpa arahan dari panitia. Dan munculah seorang anak yang menyanyikan yel-yel dengan keras dan lantang teman-teman yang lain pun turut mengikuti. Setelah yel-yel, dan mulailah pembentukan kelompok dan para siswa di ajak keluar ruangan untuk menghampiri tong sampah yang sudah tersedia, dan salah satu dari panitia pun memberi arahan tentang tema pengecatan yaitu lingkungan, hingga dimulainya proses pengecatan.
      Sementara proses pengecatan berlangsung, ketua panitia yaitu martius meminta pendapat salah satu guru tentang kegiatan yang sedang berlangsung, dapat pendapatnya guru tersebut memberi dukungan penuh terhadap kegiatan yang sedang dilakukan oleh penyelenggara
dan guru tersebut juga berkata : “saya sebenarnya bukan lulusan bidang pendidikan, tetapi sebenarnya saya lulusan seni” dan nyatanya menjadi pengajar di sekolah yang dia jalani hingga sekarang.
    Dan peluit pun berbunyi, menandakan  waktu pengecatan telah berakhir para siswa diarahkan membersihkan tangan yang terkena cat ke para panitia. Ehem-ehem foto yuk setelah bersih tangan, ayoo kami beserta siswa dan para guru berpose senyaman mungkin di depan kamera,
salah satu panitia member aba-aba : “ Foto 2 kali yaa”
Anak-anak dan panitia menjawab : ”iya…”
1 2 3 Jepreet… sekali lagi 1 2 3 jepreet …
     Waktu Foto-foto pun berakhir dan dari panitia member instruksi sekali lagi, sebelum bubar yel-yel dulu, alhasil para siswa menyanyikan dan mempraktekannya dengan serempak, yel-yel telah dilaksanakan  kami pun rencana ingin berpamitan untuk pulang dan apa yang didengar oleh panitia , apa tidak salah.

Salah satu guru dari sekolah tersebut berkata : “ Sebelum pulang ke ruangan dulu ya, kami sudah di sediakan snack buat kalian”

    padahal dari panitia di meminta apapun kepada pihak sekolah, kami hanya meminta partisipasi sekolah mereka untuk mengikuti kegiatan memperingati hari lingkungan hidup, dan kami pun menghargai pemberian tersebut serta menerimanya dan berterima kasih atas snacknya. Kami sekaligus berpamitan berterima kasih ke sekolah tersebut dan kami pun menawarkan kepada pihak sekolah bahwa kami menyediakan bibit pohon untuk di berikan kepada sekolah tersebut dan di tanam bersama dan sekolah tersebut menerimanya dan untuk menanam salah satu guru sekolah tersebut mengatakan bahwa  kami tidak memiliki lahan untuk di tanam di sekolah mereka tetapi mereka akan memanfaatkan dari pemberian bibit tersebut akan di berikan ke para orangtua siswa agar di tanam di lokasi perumahan mereka sendiri. Dan kami pun memaklumi keterbatan tersebut hingga kami pamit untuk kembali ke kampus kami.

Jadi pengen kan lihat bagaimana episode terakhir …intip dan baca cerita kami. See you..

Episode 8 SD Muhammadyah KarangBendo Yogyakarta




     Hai semua,, jumpa lagi  bersama kami panitia Hari Lingkungan Hidup. Kali ini kami  ingin bercerita kembali sebagai kelanjutan dari kegiatan edukasi serta  melukis tong sampah. Sebelumnya dari panitia telah menjalankan kegiatan tersebut di  4 SD, Sanggar Anak Alam dan Panti Asuhan Putra Bala Keselamatan. Begitu  banyak keseruan, kecerian serta antusias yang bisa dirasakan maupun terlihat dari wajah anak-anak. Nah, kali ini kami ingin menyuguhkan lagi sebuah cerita spesial yang tidak kalah menariknya dari kegiatan sebelumnya.
    Cerita special tersebut nampak jelas terlihat dari sasarannya yakni para siswa sekolah dasar, SD Muhammadyah Karangbendo sekolah ini berlokasi di gedong kuning utara kampus Stimik Akakom pada hari selasa 26 mei 2015 jam 09.20 wib seharusnya kami sudah memulai  dengan jumlah peserta pelaksana 5  orang dan siswa sebanyak 37 orang antara kelas 4 dan 5 . tetapi dari pihak sekolah ternyata belum menggumpulkan semua para siswa ke satu ruangan supaya diberi pengarahan tentang sampah jam 9.30 wib barulah para siswa berkumpul ke ruangan yang sudah di sediakan, materi tersebut hanya di ikuti siswa kelas 5, sedangkan siswa kelas 4 belum ada di rungan tersebut. Walaupun tidak sesuai dengan kesepakatan awal yang seharusnya siswa klas 4 dan 5 yang mengikuti dan panitia pun memutuskan untuk  memulai  , materi pun diberikan seperti biasanya kepada para siswa  hingga saatnya  para siswa di ajak keluar untuk menghampiri tong sampah yang masih putih polos . Tong sampah tersebut berjumlah 2 buah berarti 2 kelompok 8 siswa untuk melakukan pengecatan sesuai dengan tema tentang lingkungan , sesi pengecatan pun dimulai para siswa di beri waktu mengecat 45 menit, selama 45 menit para siswa menuangkan idenya dalam bentuk lukisan pada tong sampah sementara siswa-siswa mengecat datanglah salah satu guru mengatakan kepada panitia bahwa siswa kelas 4 sudah menunggu sesi mengecat berjumlah 4 orang anak lengkap dengan memakai pakaian olahraga.

    Seharusnya para siswa kelas 4 tersebut sebelum mengecat mereka harus mendengarkan meteri dan pengarahan terlebih dahulu, maka dari itu salah satu dari panitia mengambil keputusan bahwa anak-anak yang sedang mengecat sudah di pilih dan guru tersebut memakluminya, hingga waktu pengecatan habis para siswa pun melepaskan kuas dari tangan mereka dan memghampiri para panitia untuk di bersihkan tangannya dari cat. Sesi foto pun dilakukan setelah berakhir sesi foto kami panitia berpamitan ke pihak sekolah untuk beranjak dari sekolah tersebut dan kami pun kembali ke kampus tempat kami mengadu ilmu yaitu ITY (STTL). (Gucek) 

Episode 7 SD Babarsari Yogyakarta




      Hai..anak Indonesia kami menyapa. Sekolah ke-7 yang kami kunjungi yaitu SD Babarsari, ini berlokasi di Sleman sekitar pukul 10.00 wib kami memulainya dengan panitia berjumlah 4 orang dan panitia yang lain tidak bisa mengikuti karena mengikuti kuliah pada jam tersebut, tetapi kami tidak mengeluh dengan jumlah panitia yang ada kami langsung masuk ke ruangan dimana anak-anak sudah berkumpul. Siswa-siswa ini berjumlah 70 orang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas 3a & 3 anak-anak tersebut di kumpulkan dalam satu ruangan.  Pada saat kami masuk keruangan tersebut para anak-anak terdengar riuh suasananya dan kemudian salah satu dari teman kami bernama Imel dari kampus Stikkes Bethesda pun menyapa para anak-anak dan mereka pun  membalas sapaan secara serentak.

    Materi mengenai sampah itu sendiri pun diberikan kepada anak-anak dan sebelum materi mengenai sampah tersebut di berikan terlebih dahulu dari pemateri bertanya kepada para anak-anak apa itu sampah ? ternyata semua anak-anak mengacungkan jari-jarinya yang mungil banyak yang pengen menjawab pertanyaan tersebut sampai-sampai pemberi pemateri binggung yang mana mau di dahulukan. Dan para siswa yang di beri kesempatan,  menjawabnya dengan benar, dan ada yang tidak diberi kesempatan menjawab dengan suara keras sampah itu bau” dengan polosnya.

    hingga sampah itu di bedakan dengan 2 jenis organik dan anorganik mereka kembali lagi mengacungkan jari-jarinya secara bersamaan. Hingga waktunya pembentukan kelompok 1 kelompok terdiri dari 4 orang anak dan panitia menyediakan 4 tong sampah, terdapat 4 kelompok berarti 16 anak dan yang tidak kebagian jatah mengecat mensupport teman-temannya yang sedang mengecat.

     Pembentukan kelompok pun sedang berlangsung, dan kak imel berkata : “siapa yang pengen mengecat tong sampah” semua para siswa mengacungkan jari, memandang ke kak imel dengan penuh harapan, kak imel pun langsung menunjuk anak-anak yang mengacungkan jari, dan ada anak-anak yang tidak terpilih pun merenggek untuk ikut mengecat

      katanya: “aku nggak mau jadi pendukung pengenya mengecat”. Kemudian kami mencoba untuk membujuk, supaya anak-anak memberikan semangat kepada teman-temannya yang mengecat,  tetapi tidak berhasil. Proses pengecatan tong sampah pun dimulai, para siswa pun mengecat apa yang ada di pikirannya mulai dari gambar pohon, rumput liar dan lain-lain, pada saat mengecat siswa kelas lain pun banyak yang tertarik untuk melihat apa yang dilakukan teman-teman mereka pada tong sampah itu. hingga di berhentinya waktu pengecatan anak-anak telihat tertib sekali menganti ke kakak panitia untuk membersihkan tangannya yang terkena cat. dan para siswa pun meninggalkan lapangan tempat mereka mengecat menuju ruangan untuk berkemas pulang karena para orang tua murid sudah menunggu mereka di gerbang pintu, seperti biasa para siswa sebelum pulang mengucapkan salam, berdoa dan mencium tangan guru. ada hal yang berbeda dari cara para siswa dalam mencium tangan guru mereka sendiri, setelah mencium tangan guru mereka, di sertai toss 1 tangan dan salah satu panitia pun menjadi saksinya. Setelah bersalaman dan toss dengan guru mereka, para siswa menghampiri kakak panitia yang masih berada di lingkungan sekolah mereka untuk bersalaman dan berpamitan dan kakak panitia tersebut pun mengikuti cara bersalaman dan toss yang dilakukan oleh guru sekolah tersebut dan para siswa membalasnya dengan terbuka tanpa ada rasa malu,

sesaat bersalaman salah satu siswi berkata : “Ka, kakak janji ya kalau kakak akan ke sekolah ini
si kakak pun membalasnya dengan tersenyum dan berkata mudah-mudahan kakak bisa berkunjung lagi ke sekolah kalian dan para anak pun menghampiri orangtuanya untuk mengangkat kaki mereka dari sekolah.(Tdd)
Makin seru aja kan kegiatan yang kami lakukan…terus intip kami ya..









                                                                                                                                        

Episode 6 Panti Asuhan Bala Keselamatan


                           
     
         Inilah sekolah yang kami kunjungi..eiits maaf salah…jadi malu.. :) ehh..ternyata bukan sekolah, di sini kenapa ada kata malu ? karena pada awalnya humas bersama rekan mendatangi panti ini mengira panti ini memiliki sekolah tersendiri dan memastikan anak-anak yang mengikutinya sesuai sasaran yaitu anak-anak kelas 3 = 4 anak, kelas 4 = 0, dan kelas 5 = 3 anak dan berjumlah 7 orang, dan anak-anak panti ini tempat sekolahnya berbeda-beda kata pengurus panti asuhan bala keselamatan dan usut-punya-usut jumlah keseluruhan anak panti sekitar 20 orang/anak dimana terdiri dari beberapa kelas dan kami pun mengikutsertakan anak-anak tersebut. Panti Asuhan Putra Bala Keselamatan lokasinya berdekatan dengan kantor walikota Yogyakarta, waktu jum’at 15 mei 2015 di areal panti asuhan tepat jam 16.00 wib kami memulai aksi kami, para anak sudah duduk dengan rapi di kursi masing-masing tandanya siap menerima materi dari salah satu teman kami yaitu kakak loce. Materi pun di berikan secara cuma-cuma dan
     

Episode 5 SD Joannes Bosco Yogyakarta


 MAHAL LINGKUNGANKU BESAR PEDULIKU SEJAK DINI 

      Inilah sekolah dasar yang ke 5yang kita kunjungi adalah SD Joanes Bosco, letaknya di Gedong kuning ,Banguntapan,Bantul,Yogyakarta satu komplek dengan Gereja Katholik Baciro, sekolah ini adalah sekolah swasta dan berbeda dari sekolah Negeri. Kegitan ini tepatnya berlangsung pada hari jum’at 15 mei 2015 jam 10.00-11.30 wib berlokasi di SD Joanes Bosco.

     Pada awal kami memasuki sekolah ini, ada hal yang unik yang kami rasakan. Pastinya sebelum masuk ke sekolah kita terlebih dahulumenghubungi kepala sekolahnya atau para guru dan kita sudah bertemu salah satu guru dari pihak sekolah dan kita dibawa ke lokasi dimana kita bisa melakukan aksi kita dan disana kita di suruh menunggu, awalnya kita menggira anak-anak yang ada di sekitar merupakan anak-anak yang ikut ambil bagian dalam kegiatan,dan kami bertanya  dengan anak-anak tersebut,

     dan salah satu anak berkata:”Saya Nggak ikut” ternyata anak tersebut kelas 2. Karena sasaran kita adalah anak-anak kelas 3, 4, dan 5.

dan akhirnya anak-anak yang di tunggu menghampiri kami lengkap dengan membawa peralatan melukis dan kami terdiam kaget menyaksikannya, padahal sebelumnya dari panitia humas sudah menghubungi sekolah bahwa untuk peralatan kita dari panitia yang menyediakan, dan kami panitia penyelenggara mengambil keputusan biarlah mereka menggunakan peralatan mengecat yang mereka bawa dan panitia tetap menyediakan peralatan cat, Mungkin ini evaluasi untuk panitia agar selalu mengingatkan pihak sekolah. 

    Sebelum mengecat salah satu dari kami memberi materi kepada anak-anak tentang sampah, selama materi di berikan banyak dari anak-anak sudahmengetahui tentang sampah seperti: 3R, jenis-jenis sampah Organik/Anorganik jadi tidak terlalu sulit untuk menjelaskan kepada anak-anak tersebut.

   Setelah materi selesai tibalah saatnya proses pelukisan tong sampah. Sebelum melukis tong sampah anak-anak di bentuklah perkelompok ,1 kelompok terdiri 4 orang anak di ajarkan untuk latihan yel-yel yang sudah di buat oleh panitia pada saat dilatih anak-anak tersebut di beri tantanggan untuk menghafal yel-yel tersebut, alhasil anak-anak mampu untuk menggikutinyadan tibalah waktunya pelukisan tong sampah di mulai dan dari panitia memberikan arahan yang akan mereka lukis bertema lingkungan, saat anak-anak tersebut mengecat banyak sekali konsep lingkungan yang mereka gambarkan melalui lukisan tangan mereka, dan mereka terlihat mahir dalam melukis, hingga waktu melukis telah selesai sebelum kami berpamitan meninggalkan sekolah inilah kebiasaan yang tidak bisa dilewatkan yaitu foto bersama, dan kami foto bersama kepala sekolah, setelah foto kami berpamitan meninggalkan sekolah dengan pihak sekolah yang diwakilkan oleh kepala sekolah dan kami kembali ke kampus kami untuk menyimpan peralatan yang kami bawa dan biasanya sebelum kembali ke kos masing-masing ada evaluasi dari kegiatan yang sudah terlaksana, evaluasipun berakhir barulah kami kembali ke kos masing-masing.
Jangan lupa ya kita masih ada episode-episode selanjutnya...terus pantau kami..



Episode 4 SD Balirejo Yogyakarta


MAHAL LINGKUNGANKU BESAR PEDULIKU SEJAK DINI 



          Lanjut para pembaca kami sampai di aksi kami yang ke empat masih tentang pembelaan terhadap lingkungan dengan membangkitkan rasa peduli akan lingkungan di anak anak sejak dini. Kami melanjutkan aksi kami di SD Balirejo disini lah kisah keempat kami dimulai.
Kami kembali memulai aksi kami dengan doa everything you do make God be the center of all. Kami membagikan edukasi di kelas anak murid SD balirejo. Walau mungkin mereka terlihat sangat lelah tapi itu tidak membuat semangat kami patah untuk mengajarkan mereka betapa penting nya menjaga lingkungan sejak dini.
          Edukasi yang kami berikan sangat diterima baik oleh mereka namun ditengah tengah kami memberikan anak anak sempat membuat keributan dan tidak memperhatikan kami saat memberikan edukasi pada mereka. Mereka sempat membuat kami kesal dan membuat kak uci memberhentikan pelajaran nya. Saat mereka merendahkan teman kelas mereka yang memperhatikan.
Namun setelah di berikan pengertian mereka pun mengerti dan bisa melanjutkan acara dengan lancar , kami melanjutkan di acara pengecatan tong dan beberapa games kecil untuk menghibur dan menenang anak anak SD tersebut.
         Selesai pengecatan tong mereka dengan rapih berbaris dan mencuci tangan mereka bersama sama dengan teman teman mereka yang lain nya. Acar pun selesai dengan sangat rapih kami kembali mengucapkan trimakasih pada teman teman yang sudah berpartisipasi.  (PWS)