Episode 7 SD Babarsari Yogyakarta

Sabtu, 27 Juni 2015

Episode 7 SD Babarsari Yogyakarta




      Hai..anak Indonesia kami menyapa. Sekolah ke-7 yang kami kunjungi yaitu SD Babarsari, ini berlokasi di Sleman sekitar pukul 10.00 wib kami memulainya dengan panitia berjumlah 4 orang dan panitia yang lain tidak bisa mengikuti karena mengikuti kuliah pada jam tersebut, tetapi kami tidak mengeluh dengan jumlah panitia yang ada kami langsung masuk ke ruangan dimana anak-anak sudah berkumpul. Siswa-siswa ini berjumlah 70 orang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas 3a & 3 anak-anak tersebut di kumpulkan dalam satu ruangan.  Pada saat kami masuk keruangan tersebut para anak-anak terdengar riuh suasananya dan kemudian salah satu dari teman kami bernama Imel dari kampus Stikkes Bethesda pun menyapa para anak-anak dan mereka pun  membalas sapaan secara serentak.

    Materi mengenai sampah itu sendiri pun diberikan kepada anak-anak dan sebelum materi mengenai sampah tersebut di berikan terlebih dahulu dari pemateri bertanya kepada para anak-anak apa itu sampah ? ternyata semua anak-anak mengacungkan jari-jarinya yang mungil banyak yang pengen menjawab pertanyaan tersebut sampai-sampai pemberi pemateri binggung yang mana mau di dahulukan. Dan para siswa yang di beri kesempatan,  menjawabnya dengan benar, dan ada yang tidak diberi kesempatan menjawab dengan suara keras sampah itu bau” dengan polosnya.

    hingga sampah itu di bedakan dengan 2 jenis organik dan anorganik mereka kembali lagi mengacungkan jari-jarinya secara bersamaan. Hingga waktunya pembentukan kelompok 1 kelompok terdiri dari 4 orang anak dan panitia menyediakan 4 tong sampah, terdapat 4 kelompok berarti 16 anak dan yang tidak kebagian jatah mengecat mensupport teman-temannya yang sedang mengecat.

     Pembentukan kelompok pun sedang berlangsung, dan kak imel berkata : “siapa yang pengen mengecat tong sampah” semua para siswa mengacungkan jari, memandang ke kak imel dengan penuh harapan, kak imel pun langsung menunjuk anak-anak yang mengacungkan jari, dan ada anak-anak yang tidak terpilih pun merenggek untuk ikut mengecat

      katanya: “aku nggak mau jadi pendukung pengenya mengecat”. Kemudian kami mencoba untuk membujuk, supaya anak-anak memberikan semangat kepada teman-temannya yang mengecat,  tetapi tidak berhasil. Proses pengecatan tong sampah pun dimulai, para siswa pun mengecat apa yang ada di pikirannya mulai dari gambar pohon, rumput liar dan lain-lain, pada saat mengecat siswa kelas lain pun banyak yang tertarik untuk melihat apa yang dilakukan teman-teman mereka pada tong sampah itu. hingga di berhentinya waktu pengecatan anak-anak telihat tertib sekali menganti ke kakak panitia untuk membersihkan tangannya yang terkena cat. dan para siswa pun meninggalkan lapangan tempat mereka mengecat menuju ruangan untuk berkemas pulang karena para orang tua murid sudah menunggu mereka di gerbang pintu, seperti biasa para siswa sebelum pulang mengucapkan salam, berdoa dan mencium tangan guru. ada hal yang berbeda dari cara para siswa dalam mencium tangan guru mereka sendiri, setelah mencium tangan guru mereka, di sertai toss 1 tangan dan salah satu panitia pun menjadi saksinya. Setelah bersalaman dan toss dengan guru mereka, para siswa menghampiri kakak panitia yang masih berada di lingkungan sekolah mereka untuk bersalaman dan berpamitan dan kakak panitia tersebut pun mengikuti cara bersalaman dan toss yang dilakukan oleh guru sekolah tersebut dan para siswa membalasnya dengan terbuka tanpa ada rasa malu,

sesaat bersalaman salah satu siswi berkata : “Ka, kakak janji ya kalau kakak akan ke sekolah ini
si kakak pun membalasnya dengan tersenyum dan berkata mudah-mudahan kakak bisa berkunjung lagi ke sekolah kalian dan para anak pun menghampiri orangtuanya untuk mengangkat kaki mereka dari sekolah.(Tdd)
Makin seru aja kan kegiatan yang kami lakukan…terus intip kami ya..









                                                                                                                                        

0 komentar :

Posting Komentar

Berikan komentar terbaik yang membangun.